Rabu, 25 Februari 2015

Posted by Unknown |
"Apa kabarmu, wanita sederhana yang berhasil membuatku jatuh cinta dan tergila-gila?" Sampai hari ini aku masih sering terbengong-bengong dan tak percaya bahwa sejak saat itu hidupku mulai berubah menjadi lebih baik menghempaskan sepi-sepi yang selalu datang dan sekarang menemui ajalnya, saat hari-hari yang kita lewati kini tidak sendiri, saat kita menghabiskan waktu bersama, canda tawa, saat kau mengusap pelan kepalaku ketika aku sedang bertingkah, Kau selalu bilang aku layaknya anak kecil yang tidak bisa menyembunyikan perasaan, keras kepala, canda yang berlebihan, ogah mendengar, kadang suka tidak normal. Tapi dengan semua keburukanku itu kau selalu menerimanya dengan sabar dan membuat balasan-balasan yang membuatku sampai tergelitik. Bersamamu aku tak sekedar nyaman, aku seperti mememukan tempat yang sebenarnya aku harus tinggal disana. Sayang, di luar sanapun memang banyak wanita yang lebih sempurna. Di luar sana masih banyak gadis yang piawai mengukir alis  pandai memulas muka dan ia yang lihai dalam berkata-kata cinta, ia yang lihai dengan high heelsnya, aku pun tak peduli.  Bersyukur dengan Tuhan yang telah memberiku anugrah yang tak ternilai ini, bingkisan besar dari Tuhan yang harusku jaga, aku bisa menerima dengan apadanya atas dasar cinta, rasa kasih dan sayang, aku pun tak sesempurna pria lain diluar sana dan dengan ketidaksempurnaan diriku aku berharap kau akan tetap disini, selamanya. Begitu juga mendapatkanmu, jalan yang ku lalui pun tak sempurna aku harus merelakanmu pergi dariku dalam beberapa waktu yang cukup lama yang sebelumnya kita pun sangat dekat, aku pun tahu rasa itu ada bahkan kita tahu mengenai perasaan-perasaan atau sinyal yang acap kali keluar dari hati. Tapi hari itu semua berbeda  aku berpikir bahwa semuanya sudah selesai dan berakhir penyesalan pun tak luput, aku berpikir bahwa kita sudah selesai yang sebenarnya inginku lanjutkan, akupun berusaha untuk baik-baik saja. Kemudian waktu berjalan yang kadang di selimuti kegundahan dan kerinduan berharap dirimu datang. Tersemat keyakinan pada diriku dalam doa pun kulepaskan satu persatu namamu melesat jauh berharap sampai kepadaNya. Demimu, aku rela menunggu sampai keajaiban benar-benar datang. Demimu, aku bersabar dan berjibaku demi memantaskan diriku. Sampai tiba hari dimana aku mempunyai kesempatan kedua yang mungkin bila kulewatkan adalah penyesalan terberat sepanjang hidup. Akupun percaya dengan kekuatan doa, dengan Tuhan yang memberikan diriku kesempatan. Percaya dengan ungkapan "Jodoh tak kemana". Dengan keyakinan yang besar akupun mengungkapkannya. Tak ayal, bahagianya diriku pada hari itu tersemat dalam hati bahwa aku pun harus terus berjuang jangan pernah lelah mencintaiya tak akan ku sia-siakan. Meski setiap hari nantinya kita tak selalu bersisian, ketahuilah kau tak pernah sendirian. Tidak takut akan kesepian malam, kita bersama melawannya menyisihkan sepi hingga ia pergi sampai pagi kembali menyinarkan sang mentari. Dalam benak aku selalu bersyukur. Dalam matamu kutemukan jalan pulang, yang sebelumnya kutemukan jalan-jalan yang salah yang membuatku lelah, dan kamu menyudahi titik lelahku dalam dekapmu. Bersamamu aku tak lagi seperti orang dewasa yang stress akan rutinitas, kau selalu ada di ujung hari-hariku sebelum aku terbenam di peraduan yang sepi terlebih lagi jika kita bisa mencuri waktu untuk saling bertatap mata berkeluh kesah tentang hari itu di penghujung hari, begitu lengkap sudah. Terima kasih sayang untuk perhatian-perhatian, lelucon dan membuatku semangat pada saat terbitnya mentari pagi di setiap harinya, Terima kasih sayang untuk telinga yang selalu tersedia di stiap perbincangan, untuk mulut yang selalu mengeluarkan seribu kata apapun itu, mulut yang selalu mengeluarkan pendapat meski kadang berbeda tapi bisa membuat pilihan atau saran yang tepat. Terima kasih sayang untuk setiap genggaman erat ditanganku, Peluk yang selalu membuatku merasa di tempat yang paling tepat,  Rengkuh di pinggang, untuk kelapangan hati menerima  pria yang jauh dari kata sempurna. Bersamamu aku tahu selalu ada yang layak diperjuangkan dalam hidupku ini. Di sisimu aku selalu mempunyai cukup alasan untuk bertahan, tak peduli betapa kerasnya sikutan cobaan yang menghampiri. Apapun alasannya, trima kasih karena kau telah berkenan berjalan di sisiku. Hari-hari yang kita telah lalui, naik turunnya ego yang kita hadapi, perjalanan di depan masih panjang yang harus kita jalani. Terima kasih karena kau telah mencintaiku dengan setulus hati dan tak peduli dengan kekuranganku, kita bisa saling melengkapi satu sama lain, itulah yang membuat sempurna. Ku angkat topi untuk keberanianmu meluangkan kasih dan berhenti mencari. Jarang kau dengar ucap cinta dariku yang kadang masih penuh dengan gengsi ini, satu hal yang perlu kau ingat setiap kau merasa aku kurang menyayangi,

Ada saat dimana orang kalah lantang bicara tentang cintanya, dan perlahan pasangannya menyerah pada suara keras ditelinganya.
Tapi kau tahu, cinta yang tak lantang itu lebih bertahan dan tidak reda – reda juga.
Aku mencintaimu, sangat.

Salam kecup jauh dariku,seseorang yang tak pernah lelah berjuang memantaskan diri untukmu.

-Dariku, pria yang senantiasa menyebut namamu dalam doa. 

Senin, 09 Februari 2015

Posted by Unknown |
Kamu.